Sabtu, 09 November 2024
Kota Kyoto
Kota Kyoto Pernah Menjadi Ibu Kota Jepang

Kota Kyoto Pernah Menjadi Ibu Kota Jepang

Kota Kyoto Pernah Menjadi Ibu Kota Jepang

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Kota Kyoto
Kota Kyoto Pernah Menjadi Ibu Kota Jepang

Kota Kyoto Adalah Salah Satu Kota Paling Terkenal Di Jepang, Di Kenal Sebagai Pusat Budaya Dan Sejarah Negara Ini. Berada di pulau Honshu, kota ini pernah menjadi ibu kota Jepang lebih dari 1.000 tahun, dari tahun 794 hingga 1868. Maka kota ini menawarkan kombinasi unik antara warisan budaya yang kaya dan keindahan alam yang menawan.

Tempat ini di dirikan pada tahun 794 oleh Kaisar Kanmu, yang memindahkan ibu kota Jepang dari Nara ke Heian-kyō (nama lama Kyoto). Untuk mengurangi pengaruh biara-biara Buddha dalam urusan pemerintahan. Sehingga periode Heian merupakan masa keemasan dalam sejarah Jepang. Di tandai dengan perkembangan budaya yang pesat, terutama dalam bidang sastra, seni, dan agama.

Selama periode ini, Kyoto menjadi pusat politik dan budaya Jepang. Meskipun pusat kekuasaan militer pindah ke Kamakura di bawah kekuasaan Shogun Minamoto no Yoritomo. Tetapi Kota Kyoto tetap menjadi ibu kota kekaisaran dan pusat budaya. Maka pengaruh samurai mulai meningkat, tetapi kaisar dan bangsawan tetap tinggal di Kyoto dan menjalankan upacara-upacara penting.

Kota ini kembali menjadi pusat kekuasaan di bawah Keshogunan Ashikaga, yang mendirikan pemerintahan mereka di distrik Muromachi. Maka selama periode ini, Kyoto mengalami perkembangan seni dan arsitektur yang signifikan, termasuk pembangunan Kuil Kinkaku-ji (Paviliun Emas) dan Ginkaku-ji (Paviliun Perak). Tetapi akhir periode Muromachi juga di tandai dengan konflik dan kekacauan.

Terutama selama Perang Ōnin (1467–1477) yang menghancurkan sebagian besar kota. Sehingga pada periode ini, Kyoto berperan penting dalam upaya penyatuan Jepang oleh Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi. Dan mereka memperbaiki serta membangun kembali kota setelah kerusakan akibat Perang Ōnin Kota Kyoto.

Kota Kyoto Menjadi Lokasi Untuk Upacara Kekaisaran

Meskipun pusat kekuasaan pindah ke Edo (sekarang Tokyo) di bawah Keshogunan Tokugawa, tetapi Kota Kyoto Menjadi Lokasi Untuk Upacara Kekaisaran dan festival tradisional. Sehingga banyak kuil dan bangunan bersejarah dari periode ini yang masih berdiri hingga sekarang. Dan pada tahun 1868, ibu kota Jepang secara resmi di pindahkan ke Tokyo selama Restorasi Meiji.

Yang menandai berakhirnya pemerintahan shogun dan di mulainya modernisasi Jepang. Meskipun kehilangan statusnya sebagai ibu kota, Kyoto tetap menjadi pusat budaya dan sejarah. Maka kota ini berhasil menghindari kerusakan besar selama Perang Dunia II, yang memungkinkan banyak situs bersejarahnya tetap utuh.

Sejak saat itu, kota ini telah berkembang menjadi kota modern yang memadukan tradisi kuno dengan kemajuan teknologi. Dan saat ini, Kyoto adalah tujuan wisata utama di Jepang, yang di kenal karena keindahan kuil, taman, serta warisan budayanya yang kaya. Maka sejarah kota ini yang panjang dan kaya menjadikannya salah satu kota paling penting dan menarik di Jepang.

Dari periode Heian yang gemilang hingga era modern, Kyoto terus memainkan peran vital dalam membentuk identitas budaya Jepang. Dengan warisan sejarah ini dapat di lihat dan di rasakan oleh semua orang yang mengunjungi kota yang mempesona ini. Maka Kinkaku-ji adalah salah satu ikon paling terkenal di kota ini. Sehingga kuil ini terkenal dengan paviliun emasnya yang indah, dan di kelilingi oleh taman yang menakjubkan dan kolam refleksi.

Dibangun pada abad ke-14, Kinkaku-ji menawarkan pemandangan yang memukau sepanjang tahun, terutama saat musim gugur. Nama resminya adalah Rokuon-ji yang berarti “Kuil Taman Rusa”. Kuil ini awalnya dibangun pada akhir abad ke-14 sebagai vila pensiunan.

Kinkaku-Ji Di Lapisi Dengan Daun Emas

Kinkaku-Ji Di Lapisi Dengan Daun Emas dan bangunan ini memiliki tiga lantai, masing-masing dengan gaya arsitektur yang berbeda:

  • Lantai Pertama:

Di sebut Shinden-zukuri karena lantai ini di bangun dalam gaya istana kekaisaran tradisional. Maka bagian ini tidak di lapisi emas dan memiliki jendela yang besar untuk menikmati pemandangan taman.

  • Lantai Kedua:

Buke-zukuri dan lantai ini di bangun dalam gaya rumah samurai. Dan bagian ini di lapisi dengan daun emas dan memiliki balkon dengan pagar kayu.

  • Lantai Ketiga:

Lantai Karayō yang di bangun dalam gaya kuil Zen China, bagian ini di lapisi dengan daun emas sepenuhnya dan memiliki patung Buddha yang di tempatkan di dalamnya.

Dan di puncak bangunan ini terdapat patung burung phoenix emas, sebagai simbol kebangkitan dan keabadian.

Kinkaku-ji di kelilingi oleh taman tradisional Jepang yang indah, dan di rancang untuk memberikan pemandangan yang harmonis dan damai dari setiap sudut. Maka dari itu di depan paviliun terdapat kolam besar yang di sebut Kyōko-chi atau “Kolam Cermin”. Dan kolam ini berisi berbagai pulau kecil dan batuan yang di tempatkan dengan hati-hati untuk menciptakan lanskap yang menakjubkan.

Refleksi paviliun emas di permukaan kolam menambah keindahan tempat ini, terutama saat cuaca cerah. Maka kuil ini adalah salah satu situs paling terkenal di Kyoto dan merupakan bagian dari Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1994. Sehingga kuil ini menarik jutaan pengunjung setiap tahun, baik dari Jepang maupun dari seluruh dunia.

Dan menjadikannya destinasi yang wajib di kunjungi. Sehingga bangunan asli Kinkaku-ji telah mengalami beberapa kali kehancuran, termasuk selama Perang Ōnin (1467-1477).

Kyoto Sebagai Pusat Budaya Dan Sejarah Jepang

Kyoto Sebagai Pusat Budaya Dan Sejarah Jepang yang memainkan peran penting dalam pelestarian dan pengembangan tradisi upacara minum teh. Sehingga kota ini adalah rumah bagi banyak sekolah teh terkemuka dan menawarkan pengalaman yang autentik. Untuk mereka yang ingin memahami lebih dalam tentang seni dan filosofi di balik upacara minum teh.

Kota ini adalah tempat di mana Sen no Rikyū, salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah teh Jepang. Dengan mengembangkan prinsip dasar upacara minum teh pada abad ke-16. Maka dia menetapkan empat prinsip utama dalam upacara minum the yaitu harmoni (wa), penghormatan (kei), kemurnian (sei), dan ketenangan (jaku). Sehingga warisan Sen no Rikyū terus berlanjut di kota ini melalui berbagai sekolah teh dan ruang teh yang bersejarah.

Urasenke Urasenke adalah salah satu sekolah teh terbesar dan paling terkenal di Jepang. Yang di dirikan oleh keturunan Sen no Rikyū, Urasenke memiliki markas besar di Kyoto dan menyebarkan ajarannya ke seluruh dunia. Maka sekolah ini fokus pada penyederhanaan proses upacara teh agar lebih mudah di akses oleh masyarakat umum.

Omotesenke Omotesenke juga di dirikan oleh keturunan Sen no Rikyū dan memiliki markas besar di kota ini. Dan sekolah ini lebih konservatif dalam pendekatannya, sehingga menekankan pentingnya tradisi dan detail dalam setiap langkah upacara. Sedangkan Mushanokōjisenke adalah cabang ketiga yang berasal dari keturunan Sen no Rikyū. Dan sekolah ini memiliki gaya yang sedikit berbeda dengan fokus pada keaslian dan kesederhanaan.

Dari sekolah-sekolah teh yang terkenal hingga rumah teh tradisional, maka kota ini menawarkan pengalaman yang mendalam dan autentik bagi mereka yang ingin merasakan keindahan Kota Kyoto.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait