News
Menag Apresiasi TNI Polri: Pemberangkatan Jemaah Haji
Menag Apresiasi TNI Polri: Pemberangkatan Jemaah Haji

Menag Apresiasi TNI Polri dalam mendukung kelancaran proses pemberangkatan jemaah haji tahun 2025. Dalam pernyataannya yang di sampaikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta saat melepas kloter ke-50, Menag menyebut sinergi antara berbagai instansi, termasuk TNI dan Polri, merupakan kunci utama keberhasilan operasional haji tahun ini.
Menurut Menag, sejak di mulainya pemberangkatan pada Mei lalu, TNI dan Polri secara aktif terlibat dalam pengamanan, pengawalan transportasi, hingga koordinasi di lokasi embarkasi. Keberadaan aparat keamanan di anggap sangat membantu, terutama dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan para jemaah yang kebanyakan sudah lanjut usia dan memerlukan penanganan khusus.
“Kami sangat berterima kasih atas dedikasi aparat TNI dan Polri yang telah bekerja tanpa lelah, mulai dari pengamanan lalu lintas menuju bandara, penjagaan di asrama haji, hingga pengawalan menuju pesawat. Semua itu sangat berdampak positif terhadap kelancaran keberangkatan para tamu Allah,” ujar Menag.
Dalam konteks logistik dan operasional, TNI turut serta membantu proses pengangkutan barang-barang jemaah dari asrama haji ke bandara dengan armada khusus. Sementara Polri memastikan skema lalu lintas tetap berjalan lancar di tengah padatnya volume kendaraan, terutama di kawasan embarkasi utama seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Medan.
Kementerian Agama juga mencatat tidak adanya kendala signifikan dalam proses pemberangkatan hingga gelombang kedua, yang menurut Menag merupakan buah dari koordinasi antarlembaga yang intensif sejak awal tahun. “Kami menggelar rapat koordinasi nasional sejak awal Januari dengan melibatkan TNI, Polri, Kemenhub, dan Kemenkes untuk menyamakan langkah,” jelasnya.
Menag Apresiasi TNI Polri dengan pengalaman baik tahun ini, Menag berharap pola koordinasi dan keterlibatan aktif TNI-Polri dapat menjadi model tetap dalam pelaksanaan ibadah haji tahun-tahun mendatang.
Pengamanan Di Asrama Dan Bandara: Langkah Yang Strategis Sehingga Menag Apresiasi TNI Polri
Dalam operasional pemberangkatan haji 2025, pengamanan di dua titik utama, yakni asrama haji dan bandara, menjadi prioritas utama aparat TNI dan Polri. Setiap embarkasi utama melibatkan satuan gabungan yang terdiri dari Koramil setempat dan Polres wilayah. Langkah ini di anggap sebagai strategi kunci dalam mengantisipasi potensi gangguan atau kendala teknis yang bisa saja terjadi akibat kepadatan jemaah.
Di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, misalnya, ratusan personel kepolisian di kerahkan untuk mengatur arus keluar-masuk kendaraan, menjaga titik-titik rawan, serta mengantisipasi adanya kegiatan mencurigakan. Pihak TNI pun turut memberikan dukungan dalam bentuk tenaga logistik serta koordinasi dengan panitia daerah dalam pengangkutan koper dan peralatan ibadah milik jemaah.
Kombes Pol Dwi Wahyudi, Kapolres Bandara Soekarno-Hatta, menyebut bahwa pihaknya telah memetakan potensi kerawanan sejak sebulan sebelum musim haji di mulai. “Kami siagakan personel 24 jam di lokasi strategis, termasuk check-in area, ruang tunggu, dan zona steril. Penambahan kamera CCTV juga kami lakukan untuk monitoring real-time,” jelasnya.
TNI AD dari Kodam Jaya turut memperkuat pengamanan dengan menurunkan pasukan khusus untuk menjaga perimeter luar bandara dan memantau pergerakan logistik haji. Menurut Kolonel Infanteri Budi Santoso, sinergi antara personel militer dan sipil di lapangan membuat distribusi logistik jemaah berlangsung cepat dan tertib.
Tak hanya keamanan fisik, kehadiran TNI dan Polri juga memberikan jaminan psikologis bagi para jemaah. Banyak jemaah merasa lebih nyaman dan percaya diri saat melihat aparat negara mendampingi mereka sejak dari asrama hingga pintu boarding pesawat.
Kementerian Agama mengonfirmasi bahwa sejauh ini tidak di temukan kasus kehilangan koper. Atau keterlambatan besar, yang biasanya terjadi akibat ketidakteraturan di bandara. “Dengan sistem komando terintegrasi, semua pergerakan jemaah tercatat dan terpantau,” ungkap Direktur Layanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab.
Layanan Khusus Untuk Lansia: Dukungan Humanis Dari Aparat
Salah satu fokus utama dalam pelaksanaan ibadah haji 2025 adalah pemberian layanan khusus kepada jemaah lansia. Dengan lebih dari 30% jemaah haji tahun ini berusia di atas 65 tahun, pemerintah melalui Kementerian Agama. Menetapkan “Haji Ramah Lansia” sebagai tema utama. Dalam konteks ini, TNI dan Polri juga memainkan peran penting dalam mendukung layanan tersebut.
Aparat kepolisian menempatkan personel khusus yang telah di bekali pelatihan pelayanan lansia. Di titik-titik strategis, seperti jalur masuk bandara, ruang tunggu, dan akses menuju pesawat. Petugas ini secara aktif membantu jemaah dalam hal mendorong kursi roda, membawa barang, dan memberikan informasi prosedural.
Di berbagai asrama haji, petugas TNI dari satuan kewilayahan juga di libatkan dalam kegiatan sosial, seperti membantu lansia. Naik kendaraan, menyiapkan makanan khusus, dan menenangkan jemaah yang cemas atau panik. Pendekatan humanis ini di nilai mampu menciptakan suasana yang lebih bersahabat dan penuh kekeluargaan.
Brigjen TNI Arif Setiawan dari Kodam II/Sriwijaya menyatakan bahwa para prajurit telah di berikan orientasi khusus. Agar tidak hanya fokus pada tugas pengamanan, tetapi juga mendukung aspek kemanusiaan dalam pelaksanaan ibadah haji. “Tugas kami bukan hanya mengawal, tetapi juga melayani dengan hati,” ujarnya.
Kemenag mencatat bahwa pendekatan ini mendapat respons positif dari masyarakat. Banyak keluarga jemaah yang menyampaikan apresiasi atas keramahan dan kepedulian aparat terhadap orang tua mereka. Bahkan beberapa keluarga mengunggah momen aparat membantu lansia ke media sosial, yang kemudian viral dengan pesan-pesan positif.
Selain itu, petugas gabungan juga menyediakan jalur khusus lansia di titik check-in dan imigrasi untuk mempercepat proses keberangkatan. Sistem antrean elektronik di lengkapi dengan bantuan tenaga dari kepolisian dan personel TNI, sehingga tidak terjadi penumpukan.
Dengan pelayanan humanis ini, pemerintah berharap pengalaman ibadah haji dapat dirasakan secara lebih nyaman dan bermakna oleh para jemaah lansia. Kemenag juga akan mengusulkan agar pendekatan serupa di terapkan di sektor pelayanan publik lainnya, seperti bandara dan rumah sakit.
Harapan Menag Untuk Model Kolaborasi Masa Depan
Melihat keberhasilan pemberangkatan haji tahun ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menekankan pentingnya. Menjadikan kolaborasi antara Kemenag, TNI, dan Polri sebagai model tetap dalam pelaksanaan ibadah haji ke depan. Ia menyebut kerja sama multisektor seperti ini. Membuktikan bahwa pelayanan publik akan berjalan optimal jika di dukung semangat sinergi lintas institusi.
Menag berharap evaluasi pasca-haji nanti dapat mencakup pembuatan panduan operasional standar atau SOP kolaboratif. Panduan tersebut mencakup pembagian tugas, jalur komunikasi, serta indikator keberhasilan setiap instansi. Dengan adanya SOP ini, Menag berharap tidak akan ada lagi potensi miskomunikasi antarinstansi yang kerap terjadi di masa lalu.
Ia juga menyoroti pentingnya investasi dalam pelatihan petugas gabungan yang tidak hanya berfokus pada teknis, tetapi juga pada pendekatan empatik. “Kita butuh aparat yang tidak hanya sigap dan tegas, tapi juga ramah dan peka terhadap kebutuhan jemaah,” kata Yaqut.
Di masa mendatang, Kemenag membuka kemungkinan melibatkan lebih banyak satuan pengamanan daerah dalam skema rotasi petugas haji. Ini bertujuan untuk membangun pengalaman dan kapasitas yang lebih merata di seluruh Indonesia. Serta memperkuat kesiapsiagaan nasional dalam menangani event besar seperti ibadah haji.
Menutup pernyataannya, Menag menegaskan bahwa keberhasilan pemberangkatan haji 2025 adalah contoh nyata. Dari Indonesia yang bisa bersatu, bekerja bersama, dan saling mendukung demi tujuan yang mulia. Ia berharap nilai-nilai kerja sama ini dapat terus di kembangkan, tidak hanya dalam konteks haji. Tetapi juga dalam berbagai pelayanan masyarakat lainnya dengan Menag Apresiasi TNI Polri</strong>.