Minggu, 05 Oktober 2025
Presiden FIFA: Tak Masalah Erick Thohir Rangkap Jabatan Menteri
Presiden FIFA: Tak Masalah Erick Thohir Rangkap Jabatan Menteri

Presiden FIFA: Tak Masalah Erick Thohir Rangkap Jabatan Menteri

Presiden FIFA: Tak Masalah Erick Thohir Rangkap Jabatan Menteri

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Presiden FIFA: Tak Masalah Erick Thohir Rangkap Jabatan Menteri
Presiden FIFA: Tak Masalah Erick Thohir Rangkap Jabatan Menteri

Presiden FIFA akhirnya buka suara mengenai posisi Erick Thohir yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri BUMN Indonesia. Dalam wawancara resmi yang di gelar usai pertemuan tahunan federasi sepak bola dunia, ia menegaskan bahwa FIFA tidak melihat ada persoalan serius dalam rangkap jabatan tersebut. Menurutnya, selama tidak ada pelanggaran terhadap statuta FIFA dan kinerja sepak bola nasional tetap berjalan dengan baik, maka tidak ada masalah bagi seorang pejabat publik untuk memegang peran penting di federasi sepak bola.

Pernyataan ini muncul setelah beberapa waktu terakhir muncul perdebatan publik mengenai potensi benturan kepentingan. Sebagian pihak menilai bahwa jabatan menteri adalah tanggung jawab besar yang memerlukan fokus penuh, sehingga di khawatirkan akan memengaruhi konsentrasi Erick Thohir dalam mengurus PSSI. Namun, FIFA menilai bahwa konteks di setiap negara berbeda. Di banyak negara, termasuk Indonesia, seringkali ada pejabat pemerintahan yang juga aktif dalam organisasi olahraga. Selama hal tersebut tidak di gunakan untuk kepentingan pribadi atau politik, maka FIFA tidak menganggapnya sebagai pelanggaran.

Presiden FIFA juga menekankan bahwa pihaknya lebih menilai hasil kerja daripada sekadar status jabatan. Di bawah kepemimpinan Erick, PSSI di nilai menunjukkan langkah konkret dalam melakukan reformasi organisasi, meningkatkan profesionalisme liga, dan memperkuat program pembinaan usia muda. Hal-hal inilah yang menjadi indikator utama bagi FIFA dalam menilai kinerja federasi. Oleh karena itu, isu rangkap jabatan tidak menjadi fokus utama FIFA.

Dalam pernyataannya, Presiden FIFA bahkan menyebut Indonesia sebagai salah satu contoh negara yang mulai membangun struktur sepak bola lebih modern.

Presiden FIFA ini di harapkan bisa meredam polemik yang berkembang di dalam negeri. Publik kini bisa lebih fokus mendukung program pembenahan PSSI daripada memperdebatkan soal jabatan ganda Erick. Namun demikian, kritik konstruktif tetap di butuhkan agar transparansi dan akuntabilitas tetap terjaga.

Respons Erick Thohir Dan Pemerintah Indonesia

Respons Erick Thohir Dan Pemerintah Indonesia, Erick Thohir menyampaikan apresiasi sekaligus penegasan bahwa dirinya tetap berkomitmen menjalankan amanah di dua posisi strategis tersebut. Menurut Erick, pernyataan Presiden FIFA menjadi energi positif untuk terus bekerja keras membenahi sepak bola Indonesia. Ia menegaskan bahwa jabatannya sebagai Menteri BUMN tidak akan mengganggu fokusnya sebagai Ketua PSSI, sebab keduanya di jalankan dengan sistem manajemen yang jelas.

Erick juga menjelaskan bahwa selama ini ia menerapkan prinsip delegasi dan kolaborasi. Di PSSI, ia bekerja bersama Exco dan jajaran profesional yang diberi tanggung jawab penuh dalam bidang masing-masing. Begitu pula di Kementerian BUMN, ia di bantu oleh staf ahli, deputi, serta direksi BUMN yang menjalankan fungsi operasional. Dengan sistem tersebut, Erick mengaku mampu mengelola keduanya secara efektif.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga menyambut baik pernyataan FIFA. Menurut Kemenpora, dukungan FIFA adalah validasi bahwa rangkap jabatan Erick bukanlah masalah selama hasil kerjanya positif. Bahkan, Kemenpora menilai posisi Erick sebagai menteri justru memberi keuntungan strategis, karena memudahkan koordinasi lintas kementerian dalam pembangunan infrastruktur olahraga dan program pembinaan atlet.

Tidak hanya itu, sejumlah menteri kabinet juga menyatakan dukungan mereka. Menurut mereka, Erick mampu menunjukkan profesionalisme dengan menyeimbangkan tugas negara dan kepentingan olahraga. Mereka menilai sepak bola Indonesia membutuhkan figur yang memiliki akses luas ke jejaring internasional, dan Erick di anggap memenuhi kriteria tersebut.

Meskipun demikian, Erick tidak menutup telinga terhadap kritik. Ia mengakui bahwa tantangan terbesar adalah menjaga konsistensi. Ia berharap publik tetap memberi masukan agar dirinya dan jajaran PSSI terus berada di jalur yang benar. Erick pun menegaskan bahwa tujuannya jelas: meningkatkan prestasi tim nasional, memperbaiki tata kelola liga, serta memastikan PSSI menjadi organisasi yang transparan dan modern.

Presiden FIFA Dengan Perspektif Publik Dan Pengamat Sepak Bola

Presiden FIFA Dengan Perspektif Publik Dan Pengamat Sepak Bola di tengah pernyataan positif dari FIFA dan pemerintah, respons publik tetap beragam. Sebagian besar suporter merasa lega karena polemik rangkap jabatan tidak lagi menjadi hambatan, namun ada juga yang masih khawatir tentang efektivitas Erick dalam menjalankan dua peran besar sekaligus.

Bagi para pendukung, Erick di anggap sebagai figur yang tepat untuk memimpin PSSI. Mereka menilai pengaruh dan jejaring internasional Erick sangat berguna, terutama dalam membangun hubungan dengan FIFA, AFC, dan federasi negara lain. Langkah-langkah konkret seperti peningkatan kualitas liga, perbaikan regulasi klub, hingga program naturalisasi pemain juga di nilai sebagai hasil nyata dari kepemimpinannya.

Namun, pengamat sepak bola tetap memberikan catatan kritis. Menurut mereka, dukungan FIFA tidak boleh membuat PSSI merasa nyaman. Justru, dengan legitimasi internasional tersebut, PSSI harus lebih serius membuktikan diri melalui hasil konkret di lapangan. Prestasi tim nasional di level Asia Tenggara masih fluktuatif, sehingga publik menuntut agar PSSI mempercepat reformasi, khususnya di sektor pembinaan usia muda dan profesionalisme klub.

Isu transparansi keuangan dan tata kelola juga menjadi sorotan. Pengamat menekankan bahwa rangkap jabatan rawan di salahgunakan jika tidak ada sistem pengawasan yang ketat. Oleh karena itu, penting bagi PSSI untuk rutin mempublikasikan laporan kinerja dan membuka ruang dialog dengan publik. Hal ini agar masyarakat tidak hanya melihat prestasi sesaat, tetapi juga menilai bagaimana PSSI di bangun sebagai institusi yang sehat.

Selain itu, kelompok suporter yang vokal tetap menuntut agar PSSI lebih terbuka dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berharap Erick dan jajaran tidak hanya fokus pada program jangka pendek seperti naturalisasi, tetapi juga membangun fondasi jangka panjang melalui kompetisi usia muda, liga perempuan, serta pelatihan pelatih berlisensi internasional.

Tantangan Besar Menanti PSSI

Tantangan Besar Menanti PSSI meski isu rangkap jabatan dinyatakan bukan masalah oleh FIFA, tugas besar tetap menanti Erick Thohir dan jajaran PSSI. Pertama, PSSI harus memastikan bahwa kompetisi Liga 1 dan Liga 2 berjalan dengan profesional, bebas dari skandal pengaturan skor, dan memiliki kualitas penyelenggaraan yang setara dengan standar AFC. Tanpa kompetisi domestik yang sehat, mustahil sepak bola Indonesia bisa berkembang.

Kedua, pembinaan pemain muda harus menjadi prioritas. Selama ini, Indonesia sering kali mengandalkan naturalisasi untuk memperkuat timnas. Strategi itu bisa menjadi solusi jangka pendek, tetapi tidak bisa di andalkan selamanya. Dengan sistem akademi yang baik, Indonesia bisa menghasilkan bakat lokal berkualitas tanpa harus bergantung pada pemain keturunan.

Ketiga, infrastruktur sepak bola masih menjadi pekerjaan rumah besar. Meski beberapa stadion sudah direnovasi untuk Piala Dunia U-20 yang batal di gelar. Masih banyak fasilitas yang belum memenuhi standar internasional. PSSI harus bekerja sama dengan pemerintah untuk memastikan setiap daerah memiliki pusat pelatihan dan stadion yang layak.

Keempat, menjaga kepercayaan publik adalah tantangan yang tidak kalah berat. Setelah bertahun-tahun sepak bola Indonesia dilanda krisis kepercayaan, kepemimpinan Erick diharapkan bisa mengembalikan rasa optimisme. Dukungan FIFA memang penting, tetapi yang lebih penting. Adalah bagaimana publik Indonesia kembali yakin bahwa sepak bola nasional berada di jalur yang benar.

Dengan semua tantangan tersebut, rangkap jabatan Erick bukanlah masalah utama. Fokus sebenarnya terletak pada bagaimana PSSI bisa menunjukkan hasil nyata. Jika pembenahan berjalan konsisten, prestasi timnas meningkat, dan tata kelola membaik, maka isu jabatan ganda tidak akan relevan lagi. Sebaliknya, jika PSSI gagal menjawab tantangan, publik tentu tidak akan ragu melontarkan kritik lebih keras dari Presiden FIFA.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait